PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PENDIDIKAN JASMANI,KESEHATAN,
DAN REKREASI (OLAHRAGA)
ARTIKEL
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Teknologi Informasi
yang diampu oleh Dr. H. Hudiana, MS.
Disusun oleh:
Nama : Abdul Azis Al Amin, S.Pd.
NIM : 1586
2001
No. Absen : 05 (angkatan XI Kls. A
PROGRAM
PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) GARUT
2015
PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PENDIDIKAN JASMANI,KESEHATAN,
DAN REKREASI (OLAHRAGA)
Dalam
dua dasawarsa terkahir initeknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengalami
perkembangan yang amat pesat dan secara fundamental telah membawa
perubahan yang signifikan dalam percepatan dan inovasi penyelenggaraan
pendidikan di berbagai negara. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication
Technologies (ICT), TIK adalah payung besar terminologi yang mencakup
seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK
mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan, teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang
satu ke lainnya. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari
ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum adalah semua teknologi yang
berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi.
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap
dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Komunikasi sebagai media
pendidikan dilakukan dengan menggunakan
media-media komunikasi seperti telepon,
komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak
hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan
menggunakan media-media tersebut.
Jika
dilihat pada saat sekarang ini perkembangan teknologi informasi terutama di
Indonesia semakin berkembang. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi
dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita
butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam dunia
pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang
positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai
memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang dirasa berbeda
dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya. Saat sekarang
ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendapatkan
ilmu, berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya.
A.
Sejarah
Perkembangan TIK dalam Pendidikan
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tidak terlepas dari perkembangan
teknologi komunikasi dan perkembangan komputer. Sejarah perkembangan TIK
dimulai dari ditemukannya tulisan yang digunakan oleh bangsa Sumeria dengan
menggunakan simbo-simbol yang dibentuk dari piktograf. Simbol ini mempunyai
bentuk bunyi yang cara penyebutannya berbeda sehingga dapat disimpulkan bahwa
bangsa Sumeria telah mengenal bahasa dan tulisan pada masa itu. Selain itu,
terdapat tulisan hieroglif yang dikembangkan oleh orang-orang Mesir.
Perkembangan tersebut terus mengalami peningkatan dengan ditemukannya media
cetak seperti telegraf yang merupakan sistem pengiriman tulisan dengan
menggunakan pulsa listrik melalui kabel tunggal. Tulisan yang dikirimkan berupa
simbol-simbol atau kode sederhana yang mewakili suatu pesan.
Perkembangan
selanjutnya adalah penemuan telepon yaitu alat untuk mengirimkan suara ke
tempat yang dituju yang memerlukan kabel untuk mengirimkan pesan. Perkembangan
selanjutnya adalah penemuan radio. Radio (audio) dikembangkan karena adanya
kelemahan pada telegraf dan telepon, alat komunikasi yang ada pada saat itu.
Pada telegraf maupun telepon, diperlukan kabel untuk mengirimkan pesan.
Sehingga hanya tempat-tempat yang terhubung kabel saja yang dapat dijangkau
oleh kedua alat ini. Untuk itulah para peneliti kemudian bekerja keras untuk
menemukan alat komunikasi baru yang tidak mengandalkan kabel sebagai
perantaranya. Selanjutnya, ditemukannya televisi yang merupakan alat komunikasi
yang dapat menampilkan gambar dan suara.
Komputer
elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Komputer merupakan salah satu
bentuk teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Perkembangan TIK
dalam pembelajaran dimulai dari ditemukannya alat audio visual yang selanjutnya
berkembang menjadi media interaktif, multimedia dan sekarang adalah
jaringan. Interaktif adalah komunikasi dua arah antara media dengan
pengguna dalam bentuk stimulus-respon. Multimedia adalah integrasi seluruh
komponen baik interaktif, transisi, audio, visual, warna, animasi dan
hypertexs. Sedangkan, jaringan adalah informasi disimpan di server dan pengguna
dapat mengakses dari mana saja dan kapan saja.
Sejarah
perkembangan dan pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer.
Teemu Leinonen (2005) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana
dilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 01. Fase Perkembangan TIK
1.
Fase
pertama (akhir 1970an
– awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice. Fase ini
ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan
latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika
dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
2.
Fase
kedua (akhir 1980an
– awal 1990an) adalah fase komputer based training (CBT) with multimedia (latihan
berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan
komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan
memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya
menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Sebagian bisa belajar
dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton
film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau
membaca.
3.
Fase
ketiga (awal 1990an)
adalah fase Internet-based training (IBT) latihan berbasis internet.
Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada
saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi,
video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum
maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
4.
Fase
keempat (akhir 1990an
– awal 2000an) adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan
pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning
semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning
maupun paket LMS (learning management system). Konsep pedagogik yang
mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa
dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat
bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi
yang telah dibacanya.
5.
Fase
kelima (akhir 2000)
adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai
dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten
pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang
selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep
pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam
konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi
dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan
pendapat.
B.
Pemanfaatan
TIK dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Menurut
Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi ada lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yaitu: (1)
pergeseran dari pelatihan ke penampilan, (2) pergeseran dari ruang kelas ke di
mana dan kapan saja, (3) pergeseran dari kertas ke online atau saluran,
(4) pergeseran fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) pergeseran
dari waktu siklus ke waktu nyata.
Sebagai
media pendidikan komunikasi dilakukan dengan menggunakan media media komunikasi
seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara
guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga
dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi
sekarang ini guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang
luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah
berkembangnya apa yang disebut cyber teaching atau pengajaran maya,
yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Aplikasi
dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah yang dikembangkan oleh guru dapat
memberikan beberapa manfaat antara lain.
a.
Pembelajaran
menjadi lebih interaktif, simulatif, dan menarik
b.
Dapat
menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks
c.
Mempercepat
proses yang lama
d.
Menghadirkan
peristiwa yang jarang terjadi
e.
Menunjukkan
peristiwa yang berbahaya atau di luar jangkauan
Pendidikan
berbasis TIK merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengoptimalkan
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar dan
sebagai medium penyampaian pesan dalam pembelajaran. Pemanfaatan TIK dalam
bidang pendidikan dimulai dari masuknya media dalam pembelajaran diikuti dengan
berkembangnya teknologi AVA serta masuknya teknologi komputer dalam pendidikan
yang memicu lahirnya ragam pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Penggunaan/pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan dapat digunakan secara offline
dan online. Secara offline, program TIK yang dapat digunakan
dalam bidang pendidikan yaitu pemetaan konsep, drill, tutorial games, simulasi,
CD-interaktif, dll. Sedangkan, secara online program TIK yang dapat
dimanfaatkan yatu e-learning, online learning, blended learning,
mobile e-learning, web based, dll dan untuk pembelajaran jarak jauh seperti
distance education, dual mode education, virtual education, virtual
university, dll.
Secara
umum penggunaan TIK dalam bidang pendidikan terutama di sekolah-sekolah banyak
digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Sebagai sumber
pembelajaran, pemanfaatan TIK dapat menjadi sumber belajar untuk menjawab
kebutuhan informasi baik oleh guru maupun siswa. Sedangkan, sebagai media
pembelajaran, TIK memiliki tujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti
oleh peserta didik. TIK sebagai sumber belajar dan sebagai media
pembelajaran berfungsi untuk menjawab kebutuhan informasi, layanan yang cepat
dan murah serta informasi terkini yang bisa diperoleh.
TIK
sebagai sumber informasi dalam menjawab kebutuhan informasi, guru harus mampu
mengintegrasikan TIK sebagai sumber belajar, memastikan alamat situs yang akan
dikunjungi peserta didik, mengembangkan LKS sesuai dengan materi yang diajarkan
serta membuat refleksi diri. Dalam memberikan layanan cepat dan murah,
TIK bermanfaat dalam meninggalkan kebiasaan menggunakan satu sumber belajar dan
menggunakan aneka sumber belajar serta mengefektifkan penggunaan internet.
Penggunaan TIK sebagai sumber belajar dapat menyediakan informasi secara cepat
yaitu terkoneksi ke semua sistem jaringan perpustakaan serta informasi
terkini/baru yaitu informasi secara terbaru diperbaharui.
Dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, penggunaan TIK dapat juga dapat dipakai
sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Jaringan internet dapat
dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran penjas. Internet dapat
menyediakan segala informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik maupun guru.
Namun, dalam pemanfaatan internet bagi peserta didik, guru harus mengawasi
siswa dalam penggunaan internet seperti menyiapkan situs-situs yang akan
dikunjungi siswa, menyediakan lembar kerja siswa, dan lain-lain. Internet
juga dapa dimanfaatkan untuk akses ke perpustakaan, akses ke pakar, menyediakan
fasilitas mesin pencari data, dan lain-lain.
TIK
juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani. Penggunaan
media dalam pembelajaran pendidikan jasmani bisa berupa slide presentation,
CD-Interaktif, video tutorial, film bertemakan olahraga, multimedia, jaringan
dan lain-lain. Penggunaan media sebagai pendidikan jasmani dirasakan
sangat penting karena TIK dapat membantu guru dalam menyampaikan materi terutama
yang berhubungan dengan gerak. Gerak-gerak dalam penjas sangat kompleks, mulai
dari gerakan yang mudah sampai pada gerakan-gerakan yang cukup sulit yang dalam
pelaksanaannya berlangsung sangat cepat. TIK melalui video tutorial dapat
membuat gerakan yang berlangsung dengan cepat diatur tampilannya dengan slow
motion agar tahapan-tahapan dari gerak tersebut dapat diamati oleh siswa
dan masih banyak lagi manfaat TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran
yang efektif dalam mengajarkan keterampilan gerak.
Ada
beberapa kelebihan dari penggunaan TIK dalam pendidikan, yaitu: (1) kelas tidak
membutuhkan bentuk fisik, (2) program dapat di-update secara cepat, (3)
interaksi dapat bersifat real time, (4) mengakomodasi seluruh proses
belajar, (5) dapat diakses dari lokasi mana saja, (5) materi dirancang secara
multimedia, (6) peserta belajar terhubung keseluruh perputakaan dunia.
Sedangkan, kelemahan dari penggunaan TIK dalam pendidikan adalah buruknya
perencanaan penggunaan sehingga tidak sesuai kebutuhan, pengguna tidak mengenal
secara baik sistem yang digunakan, dan permasalahan bendwidth yang
kecil.
Selain
keuntungan dan kelemahan penggunaan TIK di atas, ada beberapa kendala
yang dihadapi dalam pengaplikasian TIK dalam bidang pendidikan di Indonesia,
yaitu: kesulitan dalam pengembangan program, infrastruktur yang belum memadai,
sumber daya manusia (pengelola) yang masih terbatas, peserta yang masih gagap
teknologi sehingga kurang dapat memanfaatkan teknologi yang ada, proses
transformasi teknologi, kultur belajar yang sulit berubah, serta luasnya
wilayah jangkauan dan belum meratanya kualitas penerimaan pesan
C.
Pembelajaran
Jarak Jauh (Distance Learning) dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Berbasis TIK
Pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung bukan hanya
terjadi di satu tempat seperti di sekolah atau perguruan tinggi, melainkan
dapat dilakukan di banyak tempat yang berbeda. Pembelajaran pun tidak hanya
terdiri dari satu orang saja, melainkan banyak melibatkan orang. Setiap
pembelajar dapat belajar pada tempat dan waktu yang berbeda-beda. Cara belajar
dari pembelajar yang tidak terbatas dengan waktu dan tempat itulah yang disebut
dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itulah
lahirlah model-model pembelajaran seperti computer based learning yang
memunculkan pembelajaran jarak jauh.
Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan peserta didik
untuk dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sesedikit mungkin
bantuan dari orang lain. Karena keterpisahan jarak inilah maka dalam PJJ materi
pembelajaran dikembangkan,dikemas dan disampaikan melalui media dalam berbagai
jenis dengan memanfaatkan TIK sehingga dapat digunakan peserta didik untuk
belajar mandiri. Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri, melainkan
belajar dengan prakarsa dan tanggungjawab sendiri dengan bantuan minimal dari
orang lain.
Dalam
sistem PJJ peserta didik dituntut untuk belajar secara mandiri. Dengan demikian
pelaksanaan PJJ atau distance learning menerapkan cara belajar mandiri (individual
learning). Belajar mandiri dalam konteks sistem PJJ berdampak pada
pemanfaatan TIK. Artinya media dapat digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajar. Media teknologi tersebut dapat berupa media cetak, radio,
televisi,komputer, masyarakat awam, orang tua, atau media lain yang dapat
digunakan untuk mengemas materi pembelajaran.
Meskipun
sistem pendidikan jarak jauh mensyaratkan kemandirian siswa yang tidak mudah
untuk dipenuhi, sistem ini memiliki beberapa karakteristik yang menguntungkan
dibandingkan dengan pendidikan tatap muka, sebagai berikut.
1. Fleksibel yaitu siswa pada sistem
belajar jarak jauh dapat belajar tanpa pembatasan usia, tanpa meninggalkan
rutinitas pekerjaan dan terikat waktu belajar secara kelembagaan.
2. Efesiensi biaya pendidikan yaitu
biaya pendidikan relatif lebih murah dibandingkan dengan pendidikan tatap muka.
3. Bahan ajar yang dirancang untuk
belajar mandiri dimana siswa memperoleh kemudahan dalam mempelajari materi
setiap mata kuliah karena bahan ajar disajikan dalam format yang dikembangkan
khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri.
4. Dukungan suplemen dari media
pembelajaran lainnya dimana setiap bahan ajar pada umumnya dilengkapi dengan
video dan audio serta dilengkapi akses jaringan internet untuk bantuan belajar.
Disisi
lain dalam sistem PJJ tentu tidak mengandalkan kehadiran pengajar untuk sering
bertatap muka dengan peserta didik, karena tidak memungkinkannya peserta didik
untuk sering datang ketempat belajar pada waktu yang ditentukan oleh pengelola
pendidikan. Oleh karena itu kehadiran pengajar harus digantikan oleh kehadiran
bahan belajar yang dirancang khusus untuk dapat dipelajari secara
mandiri,didiskusikan dengan teman kelompok belajar, dan mungkin dibahas dengan
tutor. Bentuk bahan belajar tersebut biasanya dengan memanfaatkan TIK dalam
berbagai kombinasi dari media cetak (modul), program audio,program video,
radio, TV, komputer, alat-alat praktik dan praktikum,dan sebagainya.
Kehadiran
media yang berbasis TIK dalam sistem belajar jarak jauh berfungsi sebagai
sumber belajar utama seperti halnya guru dalam pembelajaran konvensional.
Pemanfaatan sarana media yang berbasis TIK ini memungkinkan terjadinya
interaksi dan komunikasi antara peserta didik dengan tenaga pengajar atau
dengan bahan belajar,bahkan dengan penyelenggaraan PJJ. Dengan demikian peserta
didik dapat belajar dimana saja dan kapan saja selama media belajar dan sarana
komunikasi dua arah tersedia sehingga memungkinkan peserta didik dan tenaga
pengajarnya dapat berinteraksi untuk membahas materi pembelajaran.
Pembelajaran
jarak jauh erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dalam proses pembelajarannya. Sebab jarak yang memisahkan antara guru dan
siswa sangat memerlukan TIK sebagai alat pertukaran informasi dan komunikasi.
Dengan perkembangan TIK sekarang yang sangat maju jarak bukan lagi menjadi
halangan untuk belajar. Pembelajaran jarak jauh seiring dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi diantaranya memanfaatkan media komputer
dengan internetnya, sehingga pembelajaran jarak jauh sering pula disebut
pembelajaran online. Dengan menggunakan media komputer dan internetnya
tersebut dapat menghubungkan antara pembelajar dengan pengajarnya dalam
pembelajaran secara online.
1.
Computer
based learning,
pembelajaran bersifat offline dan biasa digunakan dalam pembelajaran
kelas konvensional, yaitu kelas yang ada tatap muka antara guru dan siswa.
Pemanfaatan TIK dalam batas computer based learning biasanya digunakan
sebagai media pembelajaran, seperti: pemetaan konsep, drill, tutorial, games,
simulasi dan lain-lain.
2.
Online
learning, pembelajaran
bersifat online. Dalam online learning, pembelajaran dilakukan
dengan memanfaatkan internet sebagai sumber belajar/informasi (by
utilazation) yang berfungsi dalam melengkapi tugas terstruktur, pengayaan
materi, dan sebagai referensi penunjang
3.
E-learning,
pembelajaran bersifat online yaitu
pemanfaatan teknologi elektronik sebagai media pembelajaran (by design).
4.
Distance
learning, pembelajaran
ang bersifat online yang merupakan integrasi dari seluruh sistem sebagai
penunjang pembelajaran jarak jauh berbasi TIK. Dalam distance learning yaitu
memanfaatkan teknologi elektronik dan jaringan sebagai sistem pembelajaran (by
design) yang dalam penerapannya merupakan aplikasi pendidikan jarak jauh
(SMP dan SMA Terbuka serta Universitas Terbuka)
Pembelajaran
jarak jauh menerapkan sistem pembelajaran yang tidak berlangsung dalam suatu
ruangan kelas, sehingga tidak ada interaksi langsung secara tatap muka antara
pengajar dan pembelajarnya. Dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, interaksi antara pengajar dan pembelajar dapat dilakukan, baik
dalam bentuk real time (waktu nyata) atau a real time (waktu
tidak nyata). Interaksi ini sangat mungkin untuk dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam media pembelajaran supaya mudah dijangkau pembelajar dalam
mendapatkan materi pembelajaran atau informasi-informasi lainnya, seperti media
komputer dengan internetnya. Interaksi dalam bentuk real time (synchronous) yang
dapat dilakukan antara lain melakukan interaksi langsung atau pertemuan secara online
(online meeting), real audio atau real video, facebook dan chatroom.
Sedangkan interaksi yang real time (synchronous) bisa dilakukan dengan mailing
list, discussion group, newsgroup, dan bulletin board. Dengan real
time menjadikan adanya interaksi antara pengajar dan pembelajar dapat
menggantikan interaksi langsung secara tatap muka, meskipun tidak sepenuhnya.
Pendidikan
jasmani yang merupakan pendidikan dengan mengoptimalkan aktivitas fisik/gerak
dalam proses pembelajarannya akan sangat terbantu dengan adanya TIK dalam
menunjang pembelajaran jarak jauh. Dalam proses pembelajaran penjas sangat
memerlukan demonstrasi untuk menyampaikan materi. Dan ini dalam
pembelajaran jarak jauh ini tidak mungkin dilakukan tanpa memanfaatkan TIK
dalam proses pembelajarannya. Dalam pembelajaran jarak jauh dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, beberapa produk teknologi seperti komputer didayagunakan
untuk mendukung kegiatan belajar para pembelajar seperti siaran televisi, tape
cassette, video film, siaran radio, slide, dan sebagainya. Dengan bantuan
teknologi informasi dan komunikasi tersebut, para pembelajar mendapat
bantuan berupa informasi pelengkap bagi materi pembelajaran yang sedang
atau telah mereka pelajari.
Dengan
adanya TIK, demonstrasi gerakan olahraga yang diajarkan dapat melalui
video-video atau dengan CD-CD pembelajaran yang telah dirancang sedemikian
rupa. Dalam pengayaang materi pembelajaran penjas dapat memanfaatkan teknologi
internet. Internet memungkinkan peserta didik mengakses informasi yang
dibutuhkan dalam pembelajaran. Namun, yang perlu diingat guru harus menyiapkan
situs-situs yang harus dikunjungi oleh peserta didik. Untuk evaluasi terutama
yang berkaitan dengan keterampilan gerak dapat menggunakan video yang telah
diisi rekaman gerak visual siswa yang dapat di kirim atau di posting ke
internet untuk mendapat penilaian dan feedback
dari tutor.
Tidak
diragukan lagi belajar jarak jauh (distance learning) merupakan
alternatif pendidikan yang memiliki prospek yang baik dalam perkembangan di
masa yang akan datang. Apalagi bila mengingat kondisi Indonesia yang memiliki
banyak pulau yang tersebar maka peluang terselenggaranya distance learning
semakin terbuka lebar. Namun masih banyak kendala yang dihadapi dalam
menerapkan program belajar jarak jauh ini. Kendala-kendala tersebut terutama
berkaitan dengan penggunaan internet baik dari segi fasilitas maupun
ketersediaan sumber daya manusia dan sumber informasi. Beberapa permasalahan
yang dihadapi yaitu :
1. Rendahnya konsistensi peserta didik.
Rendahnya pengawasan dan tingkat kemandirian peserta didik dapat menyebabkan
konsistensi peserta didik mengikuti pembelajaran juga rendah. Akibatnya banyak
peserta didik yang tidak meneruskan mengikuti program Distance Learning.
2. Infrastruktur jaringan internet
masih kurang atau akses internet sulit diperoleh. Jaringan telepon masih belum
tersedia di berbagai tempat di Indonesia untuk mengakses internet, terutama di
daerah-daerah terpencil.
3. Kurangnya penguasaan Bahasa Inggris.
Bahasa Inggris masih mendominasi internet termasuk informasi-informasi
pendidikan. Kondisi ini menjadi penghambat akses informasi melalui internet
karena masyarakat Indonesia banyak yang memiliki keterbatasan dalam menguasai
bahasa Inggris
4. Tenaga kependidikan belum siap.
Untuk mengoperasikan komputer diperlukan keterampilan menggunakan komputer.
Saat ini banyak tenaga kependidikan yang belum mahir mengoperasikan komputer
sehingga sangat sulit untuk menggunakan layanan internet.
5. Masyarakat masih belum bisa menerima
sepenuhnya hal-hal baru secara langsung dan kurangnya dukungan pemerintah.
Untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut di atas maka diperlukan langkah-langkah
strategis untuk mengatasinya, diantaranya:
1. Peningkatan penyebaran jaringan dan
fasilitas internet yang memadai oleh server-server dan penyedia layanan
internet;
2. Memberikan semacam sosialisasi bahwa
penggunaan internet itu tidak mahal, tergantung kepentingan kita. Bandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pengembangan fisik pendidikan
(buku-buku, alat-alat, dan gedung sekolah);
3. Pemberian pengetahuan dan bimbingan
kepada tenaga pendidik agar bisa mengoperasikan internet dan meningkatkan kualitas
pembelajaran;
4. Perlu dipikirkan akses ke Internet
tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Penggunaan Internet devices
lain seperti Internet TV diharapkan dapat menolong;
5. Tempat akses Internet dapat
diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolah, dan bahkan
melalui warung Internet;
6. Isi atau content yang
berbahasa Indonesia masih langka. Untuk itu perlu kita upayakan
kegiatan-kegiatan atau inisiatif untuk memperkaya materi yang ditujukan kepada
masyarakat Indonesia. Proses ini harus dilakukan secara sadar dan proaktif;
7. Memberikan kesadaran kepada
masyarakat bahwa suatu hal tidak akan menjadi berkualitas apabila kita tidak
melakukan pembaharuan/inovasi terlebih dahulu. Juga perlu diberi kesadaran
tentang pentingnya belajar di mana saja walaupun tidak berada di kelas;
D.
TIK
Sebagai Media Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani
Media
merupakan alat yang memungkinkan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu
dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan
dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa
alat bantuan. Dalam perkembangan sekarang ini, TIK sudah banyak digunakan
sebagai media pembelajaran dengan tujuan agar pesan yang disampaikan mudah
dimengerti oleh peserta didik. TIK sebagai media pembelajaran digunakan untuk
menyederhanakan pesan, mengurangi verbalitas, menyamakan persepsi, menarik
perhatian siswa, menghemat waktu dll. Tujuan khusus TIK sebagai media
pembelajaran adalah:
1.
Memberikan
pengalaman belajar yang berbeda
2.
Menumbuhkan
sikap dan keterampilan BTI
3.
Menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan
4.
Menjadikan
belajar lebih efektif, efisien dan bermakna
5.
Membuka
peluang belajar dimana dan kapan saja
6.
Memberikan
motivasi belajar kepada peserta didik
7.
Menjadikan
belajar sebagai suatu kebutuhan
Penggunaan
media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam
menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang
dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari
tujuan media tersebut. Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan
dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang
terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization)
dan media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk
maksud dan tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Media siap
pakai (by utilization) seperti: benda sebenarnya, lingkungan, nara
sumber, fenomena alam dll. Sedangkan, media yang di rancang (by design),
seperti: grafis, model, modul, paket terprogram, gambar dan foto, program
audio, program video, komputer interaktif, multimedia dan jaringan. TIK sendiri
merupakan media pembelajaran yang bersifat by design karena untuk
menggunakannya perlu dirancang secara khusus terlebih dahulu untuk maksud dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Ada
beberapa kriteria dalam membuat media pembelajaran yaitu kesederhanaan,
keutuhan, keseimbangan dan ketegasan. Kesederhanaan yaitu meliputi penggunaan
huruf yang mudah dibaca, penggunaan slide untuk 1 konsep, isi hanya mencakup
inti materi dan penggunaan visual untuk pesan yang kompleks. Penggunaan visual
sebagai bagian dari pesan, melengkapi pesan dan sebagai ilustrasi. Keutuhan
merupakan keharmonisan dalam kesatuan pesan, sehingga dalam pembuatan media
pembelajaran pesan yang ingin disampaikan harus dibuat secara utuh.
Keseimbangan yaitu meliputi keserasian tata letak desain pesan pada bidang
slide atau transparansi. Dan, ketegasan yaitu teknik memberi penekanan pada
bagian tertentu yang dianggap penting.
Pendidikan
jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani/gerak dalam
pembelajaran sehingga penggunaan TIK sebagai media dalam pembelajaran dapat
membantu guru untuk lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran yang
berhubungan dengan gerak. Penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan
jasmani bisa berupa slide presentation, CD-Interaktif, video tutorial, film
bertemakan olahraga, multimedia, jaringan dan lain-lain. Contoh pemanfaatan TIK
sebagai media dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu:
1.
Slide
presentation dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani
untuk menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan tujuan, penguasaan
konsep, pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide presentantion dapat
dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang berhubungan dengan materi
pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan pesan yang ingin disampaikan leih
mudah dimengerti oleh peserta didik
2.
Video
tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Beberapa gerakan
dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut
menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan
tersebut siswa harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan.
Dengan penggunaan video tutorial yang dirancang sedemikian rupa, proses gerakan
yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati
oleh siswa melalui gerakan “slow motion” melalui pemutaran video
tersebut.
3.
Film
bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan
olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi
afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas,
seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan
lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan siswa dapat mengambil
pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga.
Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus merancang sedimikian rupa,
mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan, menyiapkan lembar kerja siswa
untuk dikerjakan selama proses pembelajaran dll.
Ada
beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai media pembelajaran
dalam pendidikan jasmani, yaitu:
1.
Kontrol
ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang dan
menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang dengan teliti
agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2.
Proses
pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama, namun media yang
telah dibuat dapat digunakan berkali-kali.
3.
SDM
yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani terutama di
daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran.
4.
Tidak
ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila menggunakan
media tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur kemanusiaanya hampir
tidak ada.
PENELITIAN
BERBASIS TIK DALAM PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
Ada
beberapa teknologi informasi dan komunikasi yang dapat digunakan untuk
melakukan penelitian. Beberapa kawasan penelitian berbasis TIK yaitu:
1.
Computer
Based Learning yaitu
penggunaan teknologi komputer dalam belajar dan pembelajaran seperti slide
presentation, video tutorial, games, simulasi, dan lain-lain.
2.
Online
Learning, yaitu
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar untuk melengkapi tugas terstruktur,
pengayaan materi, referensi dan lain-lain.
3.
E-Learning, yaitu penggunaan teknologi
elektronik sebagai media pembelajaran seperti: blended learning, audio
conferencing, video conferencing, web learning dan lain-lain
4.
Distance
Learning, yaitu
pemanfaatan teknologi elektronik dan jaringan sebagai sistem pembelajaran yang
dapat digunakan dalam pembelajaran jarak jauh seperti SMP Terbuka dan
Universitas Terbuka.
Menurut
hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
penggunaan TIK dalam pendidikan, yaitu:
1.
Kualitas
siswa jauh lebih baik dibanding kelas konvensional
2.
Siswa
antusias mengikuti dan menyelesaikan keseluruhan proses
3.
Adanya
tingkat kepuasaan pada siswa
4.
Siswa
dapat menyelesaikan seluruh fungsi sistem dengan baik.