PENGARUH
KOMPUTER (TIK) DALAM PEMBELAJARAN PENJASKES
ARTIKEL
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Teknologi Informasi
yang diampu oleh Dr. H. Hudiana, MS.
Disusun oleh:
Nama : Abdul Azis Al-Amin A.S
NIM : 15862001
No.
Absen : 04 (angkatan XI Kls. A
PROGRAM
PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) GARUT
2016
TIK dalam
Pembelajaran Penjas
A.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pembelajaran
Interaktif, multimedia, dan dan jaringan merupakan beberapa bagian dari
perkembangan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang
terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara
terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier
dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia
interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran adalah upaya menciptakan
kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated)
pencapaiannya.
Jadi dalam pembelajaran yang utama
adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas mental siswa
dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang
bersifat relatif konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam
aktifitas belajar adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan
menata unsur-unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di
atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungkan maka multimedia pembelajaran
dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses
pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan,
keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan
dan terkendali, disamping itu multimedia juga merupakan sumber belajar bagi
siswa.
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang
sangat umum. Herbert Spencer (1980) menganalisis tujuan pendidikan dalam lima
bagian yang berkenaan dengan:
a) Kegiatan demi kelangsungan hidup
b) Mencari nafkah
c) Pendidikan anak
d) Pemeliharaan hubungan dengan
masyarakat dan Negara
e) Penggunaan waktu senggang.
Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on
Education for the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang
berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses
pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai pengetahuan),
Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be (belajar
untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup
bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era
globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu
menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima
pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan,
(2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line”
atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5)
dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan
dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet,
e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan
melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan
langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya
dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat
kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik belajar secara aktif.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber
teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan
menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning
yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet.
Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet
dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga
kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk
memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
(2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan
teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling
luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Sejalan
dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas
yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti
telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer (Soekartawi,
Haryono dan Librero, 2002).
B.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum banyak, bahkan mungkin tidak
pernah digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani (penjas) di
sekolah-sekolah. Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat
kesiapan peserta belajar siswa, SDM dalam hal ini guru, infrastruktur sekolah,
pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung
sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran penjas berbasis TIK.
Perkembangan TIK dari waktu ke waktu yang semakin canggih harusnya dapat
dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Perkembangan TIK mengubah
peranan guru dari hanya sekedar mengajar beralih menjadi fasilitator atau
perancang proses pembelajaran. Sebagai fasilitator seorang guru dapat membantu
peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar atau menjadi teman belajar.
Dalam penyampaian pelajaran penjas, TIK dapat membantu mempermudah peserta didik untuk memahami serta menyenangi materi yang diajarkan. Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan melalui teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran penjas adalah:
Dalam penyampaian pelajaran penjas, TIK dapat membantu mempermudah peserta didik untuk memahami serta menyenangi materi yang diajarkan. Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan melalui teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran penjas adalah:
a. CD pembelajaran
CD pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Pembelajaran
penjas yang menitikberatkan pada penguasaan gerak, yang dalam prakteknya memiliki
tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa
diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian yang
cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut siswa harus mengetahui
tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan CD
pembelajaran, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan
demonstrasi akan dapat diamati oleh siswa melalui gerakan “slow motion” melalui
pemutaran CD pembelajaran tersebut.
b. Film yang berkaitan dengan olahraga
Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran
film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin
dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin,
sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran
film tersebut diharapkan siswa dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di
dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga
c.
Video recorder
Video recorder dapat dipergunakan untuk merekam gerakan siswa. Hasil
rekaman diharapkan menjadi feedback serta bahan evaluasi siswa sejauh mana
menguasai materi yang diajarkan
d. Internet
Penggunaan internet akan mempermudah mengakses sumber-sumber informasi dan
pengetahuan disegala bidang termasuk penjas. Dengan adanya internet, siswa
tidak lagi menganggap guru sebagai satu-satunya sumber atau pusat informasi.
Internet juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran apabila
berhalangan hadir dalam proses pembelajaran. Sebab banyak guru penjas juga
berprofesi sebagai atlet, pelatih maupun pembina olahraga.
Internet juga dapat dijadikan sebagai media komunikasi antara guru dan
siswa. Siswa dapat bertanya dan berbagi informasi mengenai materi penjas
misalnya melalu blog, facebook, twitter, ym dan lain sebagainya sehingga
pertukaran informasi tidak hanya terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah
saja, tetapi waktunya fleksibel bisa kapan dan dimana saja.
Meskipun TIK memiliki banyak peranan dalam menunjang proses pembelajaran
anak secara lebih efektif dan produktif, namun disisi lain masih banyak
kelemahan dan kekurangannya, antara lain:
1. Dari sisi motivasi kadang-kadang
anak-anak lebih termotivasi dengan internetnya sendiri dibandingkan dengan
materi yang dipelajari. Anak-anak lebih senang bermain games dibandingkan
belajar materi yang diberikan oleh guru.
2. TIK sebagai sumber belajar
menjadikan anak melakukan proses pembelajaran yang bersifat individual sehingga
mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Selain itu dapat mengabaikan
peningkatan kemampuan anak yang bersifat manual seperti menulis tangan,
menggambar, berhitung, dan sebagainya.
3. Dari segi informasi yang diperoleh
dari TIK sebagai penyampai pesan dan sumber informasi juga kurang optimal,
karena tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet misalnya
sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap
informasi yang diperoleh.
________________________________________
Ariasdi, Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran, 2008.
diakses tanggal 20 Januari 2011
Dewi Salma, dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), p.4
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), p.17
Mohamad Surya, Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas, 2008.
diakses tanggal 20 Januari 2011
Mohamad Surya, loc cit.
Dewi Salma dan Eveline Siregar (ed.), op cit, p.193
Ariasdi, Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran, 2008.
diakses tanggal 20 Januari 2011
Dewi Salma, dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), p.4
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), p.17
Mohamad Surya, Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas, 2008.
diakses tanggal 20 Januari 2011
Mohamad Surya, loc cit.
Dewi Salma dan Eveline Siregar (ed.), op cit, p.193
Tidak ada komentar:
Posting Komentar