Rabu, 27 Januari 2016

PENGARUH KOMPUTER (TIK) DALAM PEMBELAJARAN PENJASKES
ARTIKEL

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Informasi
yang diampu oleh Dr. H. Hudiana, MS.





Disusun oleh:
Nama            : Abdul Azis Al-Amin A.S
NIM               : 15862001
No. Absen   : 04 (angkatan XI Kls. A






 













 
 
PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) GARUT
2016


TIK dalam Pembelajaran Penjas
A.    Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Interaktif, multimedia, dan dan jaringan merupakan beberapa bagian dari perkembangan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya.
 Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur-unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungkan maka multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali, disamping itu multimedia juga merupakan sumber belajar bagi siswa.
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum. Herbert Spencer (1980) menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian yang berkenaan dengan:
a)      Kegiatan demi kelangsungan hidup
b)      Mencari nafkah
c)      Pendidikan anak
d)     Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan Negara
e)      Penggunaan waktu senggang.
Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai pengetahuan), Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik belajar secara aktif.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
B.     Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum banyak, bahkan mungkin tidak pernah digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani (penjas) di sekolah-sekolah. Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar siswa, SDM dalam hal ini guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran penjas berbasis TIK.
Perkembangan TIK dari waktu ke waktu yang semakin canggih harusnya dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Perkembangan TIK mengubah peranan guru dari hanya sekedar mengajar beralih menjadi fasilitator atau perancang proses pembelajaran. Sebagai fasilitator seorang guru dapat membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar atau menjadi teman belajar.
Dalam penyampaian pelajaran penjas, TIK dapat membantu mempermudah peserta didik untuk memahami serta menyenangi materi yang diajarkan. Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan melalui teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran penjas adalah:
a.       CD pembelajaran
CD pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Pembelajaran penjas yang menitikberatkan pada penguasaan gerak, yang dalam prakteknya memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut siswa harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan CD pembelajaran, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh siswa melalui gerakan “slow motion” melalui pemutaran CD pembelajaran tersebut.
b.      Film yang berkaitan dengan olahraga
Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan siswa dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga
c.       Video recorder
Video recorder dapat dipergunakan untuk merekam gerakan siswa. Hasil rekaman diharapkan menjadi feedback serta bahan evaluasi siswa sejauh mana menguasai materi yang diajarkan
d.      Internet
Penggunaan internet akan mempermudah mengakses sumber-sumber informasi dan pengetahuan disegala bidang termasuk penjas. Dengan adanya internet, siswa tidak lagi menganggap guru sebagai satu-satunya sumber atau pusat informasi. Internet juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran apabila berhalangan hadir dalam proses pembelajaran. Sebab banyak guru penjas juga berprofesi sebagai atlet, pelatih maupun pembina olahraga.
Internet juga dapat dijadikan sebagai media komunikasi antara guru dan siswa. Siswa dapat bertanya dan berbagi informasi mengenai materi penjas misalnya melalu blog, facebook, twitter, ym dan lain sebagainya sehingga pertukaran informasi tidak hanya terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah saja, tetapi waktunya fleksibel bisa kapan dan dimana saja.
Meskipun TIK memiliki banyak peranan dalam menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun disisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangannya, antara lain:

1.      Dari sisi motivasi kadang-kadang anak-anak lebih termotivasi dengan internetnya sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Anak-anak lebih senang bermain games dibandingkan belajar materi yang diberikan oleh guru.
2.      TIK sebagai sumber belajar menjadikan anak melakukan proses pembelajaran yang bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Selain itu dapat mengabaikan peningkatan kemampuan anak yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya.
3.      Dari segi informasi yang diperoleh dari TIK sebagai penyampai pesan dan sumber informasi juga kurang optimal, karena tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet misalnya sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh.
________________________________________
Ariasdi, Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran, 2008.
diakses tanggal 20 Januari 2011
Dewi Salma, dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), p.4
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), p.17
Mohamad Surya, Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas, 2008.
diakses tanggal 20 Januari 2011
Mohamad Surya, loc cit.
Dewi Salma dan Eveline Siregar (ed.), op cit, p.193

1 komentar: